oleh

Yanuardi Syukur Raih Gelar Doktor Antropologi dari Universitas Indonesia

Jakarta, 1 Juli 2025 — Pengurus Pusat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Yanuardi Syukur, resmi meraih gelar doktor dalam bidang Antropologi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia. Promosi doktor tersebut berlangsung di Aula Juwono Sudarsono Kampus UI Depok, dan menandai puncak perjalanan akademiknya yang penuh dedikasi dan semangat belajar tinggi.

Di SMSI, Yanuardi saat ini dipercaya oleh Ketum Firdaus sebagai Direktur Kawasan Asia-Afrika SMSI Pusat.

Dalam disertasinya yang berjudul “Berjuang untuk Islam: Pertukaran Kepentingan dalam Persahabatan Intelektual Muslim Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Yanuardi mengeksplorasi praktik-praktik sosial dan makna persahabatan dalam dinamika internal komunitas intelektual Islam kontemporer di Indonesia.

Penelitian ini memadukan pendekatan etnografi dan teori antropologi sosial untuk memahami jaringan solidaritas, kerja sama intelektual, dan etika kolektif yang tumbuh dalam organisasi tersebut. Ia dibimbing oleh promotor Dr. Prihandoko Sanjatmiko dan kopromotor Prof. Endang Turmudi.

Baca Juga  Bergandengan Tangan dengan Pemkab, PUB Pandeglang Wujudkan Jalan Kampung dari Gelap Jadi Terang

Ia juga mengembangkan konsep ‘mutuality of struggling together’ yakni kebersamaan dalam perjuangan bersama sebagai pengingat dalam persahabatan antaraktor yang dapat berjalan lama. Konsep ini kembangkan dari konsep ‘mutuality of being’ dari antropolog Marshall Sahlins.

Yanuardi menyelesaikan studi doktoralnya dalam dua fase, yaitu pada periode 2016–2022 dan 2022–2025. Ketekunan dan komitmennya terhadap ilmu pengetahuan menjadi kekuatan utama dalam menyelesaikan studi tingkat lanjut tersebut.

Rekam Jejak Akademik dan Aktivisme

Yanuardi adalah anak kedua dari Rasyidin Syukur dan Hj. Haryanti yang merupakan perantau dari Maninjau, Sumatera Barat di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara. dibesarkan di Tobelo, Halmahera Utara dan melanjutkan studi di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta (1993-1999). Ia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Departemen Antropologi, FISIP Universitas Hasanuddin (1999–2006), kemudian melanjutkan S2 di Program Kajian Timur Tengah dan Islam, Universitas Indonesia (2008–2010), sebelum akhirnya menuntaskan S3 di Departemen Antropologi, FISIP UI.

Sejak 2011, ia menjadi dosen tetap bidang antropologi di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Khairun, Ternate. Selain itu, ia aktif mengikuti berbagai program internasional seperti Australia-Indonesia Muslim Exchange Program (2015), U.S. Professional Fellow (2019), kunjungan ke Ukraina (2023), hingga Diplomasi Budaya Jalur Rempah di Afrika Selatan (2024). Di Afsel, ia juga menjadi pembicara di kampus IPSA dan radio muslim setempat, selain berdialog terkait tema diplomasi budaya dan media digital bersama Konjen RI Cape Town, Tudiono.

Baca Juga  MD KAHMI Manokwari Dorong Pemda Aktifkan Perda Miras

Yanuardi juga dikenal sebagai pembicara dalam forum-forum internasional yang diadakan oleh universitas terkemuka seperti University of Malaya (Malaysia), George Washington University (AS), dan MGIMO University (Rusia). Ia pernah menjadi narasumber di berbagai media nasional dan internasional, termasuk TVOne, CNN Indonesia, China Daily, dan Benar News.

Kiprah Literasi dan Publikasi

Selain aktif mengajar dan berdiplomasi kebudayaan, Yanuardi juga produktif menulis. Beberapa karya pentingnya antara lain Muslim Milenial (Mizan, 2018), Hidup Damai di Negeri Multikultur (Gramedia, 2017), dan ASEAN Episentrum Pertumbuhan Dunia (Mata Kata, 2023). Tulisannya juga terbit dalam jurnal ilmiah dan prosiding nasional maupun internasional, serta diterbitkan dalam berbagai bahasa oleh lembaga seperti Islamic Military Counter Terrorism Coalition di Arab Saudi.

Baca Juga  10 Motif Batik Paling Populer dan Cocok untuk Semua Usia

Pada 2020, ia mendirikan Rumah Produktif Indonesia, wadah literasi dan pengembangan kapasitas generasi muda. Ia juga tergabung dalam Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional MUI serta aktif dalam kegiatan intelektual dan keagamaan lainnya. Ia juga dikenal sebagai aktivis Forum Lingkar Pena (FLP), yang antara lain pernah menjabat sebagai Ketua FLP Sulawesi Selatan, FLP Maluku Utara, dan di FLP Pusat sebagai Koordinator Litbang. Ia memimpin penulisan dan penerbitan buku sejarah FLP. Pada 2009, ia mengikuti Program Esai Majelis Sastra Asia Tenggara.

Dengan capaian doktoralnya ini, Yanuardi Syukur diharapkan terus berkontribusi dalam pembangunan ilmu pengetahuan, penguatan literasi, serta diplomasi budaya Indonesia di tingkat nasional dan global.

News Feed